Postingan

Hilang

Senja, Kamu, dan Kenangan Sekarang, Kita seperti dua orang asing. Melihat tapi mengabaikan, mendengar tapi menghiraukan. Aku mulai mengerti alasan kita memilih bersikap layaknya orang asing. Kita berusaha mengendalikan masing-masing hati agar tidak lagi jatuh pada perasaan yang sama. Kita membutuhkan waktu untuk berdamai. Berdamai dengan semesta, keadaaan dan lebih-lebih berdamai dengan hati kita sendiri. Aku pernah kecewa saat jingga kemerah-merahan itu memancarkan semburatnya. Lagi-lagi aku sadar bahwa senja ada didepan kelopak mataku, membawanya jatuh tepat pada retina. Tapi tetap saja, aku merasa tidak bahagi. Sungguh, ini berbeda dari sebelumnya. Sukab, Kau paham maksudku bukan? Sepotong senja itu perlahan mulai menghilang. Pun juga aku kehilangan senja yang biasa aku kagumi...... Bersamamu..... Senja, Kamu, dan Kenangan..... M.E.N.G.H.I.L.A.N.G

Surabaya berduka. tiga gereja surabaya dibom...!!!

Gambar
Pray For Surabaya Indonesia terbentuk dari keanekaragaman didalamnya baik ras, suku, bahasa maupun agama. Perbedaanlah yang membuat Indonesia unik, sudah seharusnya pluralisme dibangun dan sikap toleransi dieratkan agar tidak lagi saling batu lempar antar sesama masyarakat Indonesia. Menjalin hubungan baik antar golongan sangat dibutuhkan sehingga tercipta harmonisasi dalam bernegara. Pada Minggu (13/9/2018), Surabaya yang dikenal dengan kota metropolitan dikagetkan dengan kejadian bom bunuh diri. Bom bunuh diri yang dilakukan di tiga titik gereja antara lain yakni gereja Katolik Santa Maria Tak Bersela di jalan Ngagel, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro dan Gereja Pentacosta di Jalan Arjuno, Surabaya, Jawa Timur.  Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jendral (pol) Muhammad Iqbal mengungkapkan melalui Tribunnews.com dalam wawancara Kompas TV. “ berhenti menyebarkan gambar-gambar terkait   ledakan bom di media sosial, jangan sam

melawan lupa...!!! targedi Mei 1998

Gambar
Mengenang Mei Tertanggal Bulan Mei Bulan gelap terbayang-bayang kembali Kalangan bawah mulai gelisah Reingkarnasi terhitung hampir seperempat abad Timbangan fatamorgana Dikoyak-koyak hegemoni Kursi megah 32 tahun Monster mencekam tubuh kerempeng Mahasiswa dikutuk Oh...atau Monster itulah yang terkutuk Rakyatnya tercecer menderita Bangkai manusia terkapar di sudut-sudut kota Mahasiswa tak lagi rela reka ulang Bukan lagi tentang uang Matahari melangkah menuju pintu peraduan Saatnya reformasi dikibarkan

Untukmu Tuan para Tikus Berdasi

Pelakor Negara Lihai dalam wacana Beradu ini dan itu Tumpul dalam pergerakan Partai sebagai batu loncatan Ah... kena kau sekarang Memakai seragam orange tanpa lengan Bertuliskan TAHANAN Urat malu tak lagi mendarah daging melambai kan  tangan tanpa dosa Menebar senyum menawan ha..ha... ternyata senyum palsu Ah....Boeng Lagi-lagi kau Kau kemanakan uang rakyat? saatnya pelakor negara dibabat habis Negara yang katanya demoratis haruslah Berani berhukum berpijakan pancasila  dan UUD 1945 tidak melulu merubah UU Mengatas namakan rakyat Nyatanya ada maksud terselubung