Surabaya berduka. tiga gereja surabaya dibom...!!!


Pray For Surabaya

Indonesia terbentuk dari keanekaragaman didalamnya baik ras, suku, bahasa maupun agama. Perbedaanlah yang membuat Indonesia unik, sudah seharusnya pluralisme dibangun dan sikap toleransi dieratkan agar tidak lagi saling batu lempar antar sesama masyarakat Indonesia. Menjalin hubungan baik antar golongan sangat dibutuhkan sehingga tercipta harmonisasi dalam bernegara.




Pada Minggu (13/9/2018), Surabaya yang dikenal dengan kota metropolitan dikagetkan dengan kejadian bom bunuh diri. Bom bunuh diri yang dilakukan di tiga titik gereja antara lain yakni gereja Katolik Santa Maria Tak Bersela di jalan Ngagel, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro dan Gereja Pentacosta di Jalan Arjuno, Surabaya, Jawa Timur. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jendral (pol) Muhammad Iqbal mengungkapkan melalui Tribunnews.com dalam wawancara Kompas TV. “ berhenti menyebarkan gambar-gambar terkait  ledakan bom di media sosial, jangan sampai kita terperangkap tujuan teroris, tujuan teroris membuat kita takut, tunjukan bahawasanya kita tidak takut! Jangan jadi bagian dari pelaku dengan menyebarkan gambar teror”.

Terorisme merupakan tindak kriminal yang harus disikapi dengan serius. Para terorisme lagi-lagi mengencarkan aksinya dengan mengebom tiga gereja di surabaya. Miris melihat kenyataan yang tengah terjadi di Surabaya. Perilaku hal semacam ini sudah diluar batas kemanusiaan. Setiap warga negara pasti menginginkan keamanan bagi tiap individunya terlebih masalah kepercayaan yang merupakan  nilai tertinggi yang ada di Indonesia. 

Berbicara mengenai keyakinan atau kepercayaan akan sensitif  dalam pembahasannya sehingga harus berhati-hati dalam mengulas atau bertindak dengan sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan manusia. Apabila ditanya tentang terorisme maka akan berujung pada satu agama. Ini permasalahan yang krusial dan haruslah menemui titik kejelasan dan diselesaikan sampai ke akar-akarnya.

Sesama masyarakat Indonesia kita harus mengambil sikap yang objektif jangan hanya menjustifikasi suatu kelompok dari satu perspektif saja. telisik kembali, apa yang melatarbelakangi pelaku teror sampai berani mengorbankan tubuh anggunnya untuk alat yang akan menghancurkan tubuhnya tercecer dimana-mana. Yang menjadi pertanyaan apakah pengeboman ini ada sangkutpautnya dengan orang-orang luar yang akan memecah belah indoneisa? Atau tindakan ini murni jihad? Atau orang kapitalisme terlibat didalamnya? Atau bisa jadi sekelompok orang dalam sendirilah yang mau memecah negaranya sendiri? Kemungkinan-kemungkinan bisa saja terjadi. Jangan hanya terpaku pada satu kemungkinan saja. Rapatkan barisan, sendi-sendi kedamian harus ditegakkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PATENANG.. BEDE Allah..!!

Hilang

pintaku