Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

pergi adalah cara untuk mengikhlaskan

Saatnya Pergi Sebelum akhirnya kamu membuat luka yang teramat pedih, beberapa kali aku harus menahan rindu yang mendalam, kuhabiskan malam-malamku untuk  merenungi tentangmu.  Memutar lagu-lagu sedih, membiarkan setiap lirik dan bait lagu membawaku kedalam kepiluan yang paling terdalam.   Lagu-lagu itu selalu saja berhasil membawa memoriku tentangmu kembali terunggah dari ingatan. tentang setiap perkataan dan perilakumu , berharap setiap perkataanmu akan kamu wujudkan bersamaku, meminta kesempatan kedua dan membuat semuanya baik-baik saja seperti pertama kita bertemu. tapi hatiku sudah tak lagi menginginkan hal itu terjadi. kamu memilih untuk tetap bersamaku tapi kau tidak mau meninggalkan sahabatku. aku kira kita akan membuat jalan kita bersama-sama, tapi kau malah membuat jalanmu sendiri. tidak ada pilihan lagi selain membuat jalan masing-masing tanpa harus melihat jalan yang akan dibuat bersama. melihat kembali sama halnya membuka luka yang selalu ingin aku obati. sebabmu

dipenghujung rindu

diPenghujung Rindu dipersimpangan jalan, kumenemukan namamu tergeletak tak berdaya. ingin rasanya ku ulurkan tanganku, menggapai taganmu, tapi ketakutanku sama besarnya dengan rasa yang ada kala itu. aku takut tak bisa melepasmu sele p as kau pulih dari sakitmu. memilih diam dan pergi memang suatu hal yang selalu bercongkol dikepalaku. masih adakah rindu yang tumbuh dimasing-masing dua nama yang tak bisa bersatu? ku harap tidak. pergi adalah jalan terbaik tuk melepas rindu di penghujung rindu yang tak terelakkan ini. Sejatinya rindu adalah kebiasaan yang kerap kali dilakukan atau telah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari dan kini kebiasaan itu tak lagi ada atau bisa jadi telah hilang kemudian lenyap dari insan. mengandai-andai adalah obat mujarab dalam mengatasi kerinduan yang keparat. bodoh memang, selalu membayangkan hal yang nyatanya tak ada dalam dunia nyata. pengharapan yang selalu saja menjadi deretan syair termashur dalam doa di sepertiga malam. memaksakan otak

pintaku

Keinginanku, Waktu Tak Lagi Berputar Suatu hal yang sangat sulit untuk melupakan semua kebiasaan yang kita lakukan. bayangmu tetap saja ada dalam hati dan fikiranku. semakin kucoba menghapus sosok dirimu sekuat itu pula bayangmu hadir dalam setiap gerak-gerik tubuhku. seperti orang gila, kamu selalu berada dimana aku tak ingin menghadirkanmu dalam dunia nyata. aku masih hafal betul minuman kesukaanmu, makanan kesukaanmu  dan  caramu berbicara. otakku, hatiku dan apa yang ada pada diriku sudah tak menginginkan kehadiranmu lagi. saat ini kau hanyalah sebatas kenangan yang selalu ingin kulupa.   lagi-lagi hujan mengingatkanku pada sosok dirimu. setiap tetesan air yang jatuh adalah sebuah pengharapanku agar aku bisa melupa tentangmu. hujan terus saja membanjiri tanah dan membanjiri hati yang tengah pilu. waktu selalu tak berpihak, ia selalu saja berhasil membawaku larut dalam kesepian. bagaimana denganmu? kau selalu saja asyik dengan duniamu tanpa memikirkan bagaimana aku.